Disudut-sudut kehidupan ini hampir kita jumpai
berbagai macam kegiatan yang menggiring kita pada persepsi yang berbeda-beda,
tetapi ada satu hal yang sedang merajalela dan menggerogoti kehidupan umat
manusia di zaman yang masih “Jahiliyah” ini untuk sebagian kita. Aku, kita,
kamu dan mereka adalah sekumpulan pribadi-pribadi yang tak bisa luput dari hal
ini, bahkan mungkin tanpa disadari kini ia hadir dan membuat istana kokoh di
dalam relung-relung hati nan suci yang dulu telah kita miliki.
“PENCITRAAN”
Yah…..itulah pencitraan
Hampir semua aktivitas yang dilakukan para
pelakon kehidupan ini mengarah kearah yang namanya pencitraan itu. Tujuannya
hanya untuk mendapatkan nama baik, pujian, sanjungan, kesempatan, reputasi,
rating yang tinggi dan entah apa lagi namanya yang jelas mereka masih satu
komunitas dimata manusia. Tak ada lagi keikhlasan, dan ketulusan apa lagi tanpa
pamrih, mereka lenyap dan kalaupun masih ada ibaratnya mencari patahan jarum di
tumpukan jerami, bukan lagi jarum tapi patahannya. Suliiiiit juga bukan?
Ajaran-ajaran agama cenderung diabaikan bahkan
sering kali dusta dijalankan demi pencitraan sekali lagi. Kita tidak lagi takut
dengan peringatan-peringatan dan siksa neraka, kita asik membuat pencitraan dan
terlena menikmati hasilnya dan tak mau peduli lagi dengan kenikmatan surga
karena terlanjur nikmat dari hasil pencitraan.
Pencitraan hadir mulai dari yang sederhana sampai
yang paling hight class sekalipun, semuanya tak luput dari cengkramanya. Emang
ada cakarnya yah? Ntahlah. Kita sudah mulai tak mau tampil original, tak mau
lagi tampil apa adanya, demi yang namanya dusta dalam balutan pencitraan yang
telah menjadi lautan luas, samudera para pendewa reputasi, para penjilat, para
pencundang dan sejenisnya serta para penganut kepura-puraan yang senantiasa mengharapkan sanjungan dan pujian. Walaupun
sebenarnya mereka tak layak untuk itu. sssssssssssssssttttttttttttttttt
Dunia tak lagi indah, karena yang ada hanyalah
kebaikan, keindahan, kebahagiaan dan beberapa hal-hal positif lainnya yang
merupakan rentetan dari hasil kamufllase.
Bahkan tokoh-tokoh hebat dunia, para negarawan,
para pendiri bangsa, yang amatir hingga yang kaliber tak luput dari itu, lihat
olehmu tatkala monas dibangun seperti apa keadaan ekonomi rakyat saat itu. Maka
jangan heran kehidupan di bumi pertiwi menumbuh-suburkan pencitraan.
Mereka yang berusaha jauh dari pencitraan kadang-kadang
dianggap kaku, tak bisa berkembang bahkan cenderung dianggap pribadi yang tak
maju, jadul, ketinggalan zaman, kurang smart, kurang dapat memanfaatkan situasi
dan beberapa persepsi miring lainnya yang masi dalam populasi yang sama.
Ok. Jangan terlalu serius kawan ini hanya bualan
yang tercipta dari tombol-tombol yang
teraniaya dan memunculkan huruf demi huruf dilayar 14’ sebagai buah
ketertindasan hingga tampak menjadi urutan kalimat.
Opsssssssss, maaf. Aku, tatkala menulis hal ini
bisa jadi aku pun dalam usaha pencitraan agar terkenal pintar dan punya wawasan
lebih. Eiiiii you….., ia kamu, kamu yang lagi baca, aku pesankan hati-hati karena
bisa jadi anda pun membacanya karena berpura-pura untuk rajin membaca yang tak
lain adalah pencitraan, HEHEHEHHHHEHEHEH dalem.
RUSUNAWAPPG-SM3T
SABTU,12 SEPT
2015/10:03:21